4 Cara Agar Tak Terjebak Crab Mentality

Crab mentality adalah istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan sikap egois individu yang menghalangi kesuksesan orang lain.  Istilah ini terinspirasi dari sikap alamiah sejumlah kepiting yang ditempatkan ke dalam ember.

Coba kamu perhatikan, jika ada satu kepiting yang mencoba naik agar dapat keluar dari ember, kepiting lainnya akan berbondong-bondong mencapit dan menarik temannya agar masuk kembali. Hal tersebut dilakukan agar kepiting yang akan keluar ember tidak mati dimakan predator di luar sana.

Faktanya, sikap tersebut juga banyak ditemukan dalam interaksi sosial manusia. Jika pada kepiting sikap tersebut menunjukkan solidaritas, lain halnya bagi manusia. Individu yang mempunyai crab mentality digambarkan sebagai seseorang yang tak rela orang lain berhasil, sehingga ia akan melakukan segala cara untuk menggagalkan atau menjatuhkannya.

Biasanya, orang bermental kepiting akan memberi komentar jelek, mencemooh, atau menakut-nakuti guna meruntuhkan semangat kompetitornya. Pada taraf yang lebih parah, pengidap crab mentality bahkan bisa melakukan bullying.

Perilaku tersebut tak hanya berdampak buruk bagi korban lho, namun juga akan memberikan dampak negatif bagi pelakunya. Perasaan iri, benci, dan rendah diri tidak akan hilang dengan gagalnya orang lain. Justru, mental kepiting akan membuatmu terus berjalan di tempat karena sibuk “menahan” orang lain.

Tentu tidak mau kan terjebak oleh crab mentality? Simak 4 cara berikut untuk mengatasinya!

1. Validasi Perasaan dan Tetap Gigih

Kunci utama untuk menghindari crab mentality adalah dengan memvalidasi perasaan dan tetap gigih dalam mencapai kesuksesan. Saat kamu merasa tertinggal dari orang lain, its okay, tidak apa-apa.

Perasaan iri, sedih, dan marah karena merasa kalah dengan orang lain sangatlah wajar dan manusiawi. Perasaan itu valid kok, tidak apa-apa. Memvalidasi perasaan dapat memudahkan kamu dalam meregulasi emosi.

Setelah kamu menerimanya dengan perasaan yang netral, kesuksesan orang lain justru akan memotivasimu untuk melanjutkan langkah dengan lebih baik lagi.

2. Terus Mengembangkan Diri Sendiri

Crab mentality biasanya datang dari rasa iri dan rendah diri yang berlebihan, sehingga tidak rela orang lain menjadi lebih sukses dari dirinya.

Dari pada sibuk menjatuhkan orang lain, mengapa tidak sibuk untuk memperbaiki diri sendiri? Terus mengembangkan diri sendiri tentunya akan memberikan kamu banyak pengalaman dan skill baru, serta meningkatkan rasa kepercayaan diri. Hal tersebut berguna untuk membantumu mencapai kesuksesan di masa mendatang.

3. Lakukan Evaluasi

Ada kalanya, suatu hal berjalan tak sesuai yang kita rencanakan. Kala itu terjadi, coba ambil jeda sebentar, lalu tarik nafas sedalam-dalamnya dan buang selega-leganya. Tidak apa-apa, pasti ada rasa sedih dan kecewa. Sekali lagi, itu valid kok.

Setelah tenang, coba lakukan evaluasi dan tentukan langkah selanjutnya. Kamu juga bisa melakukan evaluasi terhadap cerita kegagalan atau mengambil inspirasi dari cerita kesuksesan orang lain lho. Ayo, come back stronger!

4. Berkumpul dengan Lingkungan yang Positif

Sebagai makhluk sosial, berbaur dan membentuk kelompok adalah salah satu kebutuhan kita. Banyak penelitian menunjukkan bahwa lingkungan atau orang di sekitar cukup berpengaruh terhadap kepribadian seseorang.

Berkumpul dengan lingkungan yang positif membuat kamu akan dikelilingi energi positif. Saat kamu merasa down dan tertinggal, teman-temanmu akan menemani dan menghibur, serta memberikan dukungan untukmu bangkit lagi. Bentuk pertemanan yang suportif seperti itu akan menekan energi negatif yang membuatmu berpotensi memiliki crab mentality.

Sikap mental kepiting merupakan salah satu gangguan perilaku yang dapat memberikan dampak buruk baik bagi pelaku dan korbannya. Jika perilaku crab mentality sudah dirasa sangat parah dan mengganggu kehidupan, tak ada salahnya untuk mencoba berbicara dengan psikolog atau psikiater untuk mendapatkan bantuan profesional.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *