Hormon Menjadi Penyebab Sakit Kepala pada Wanita

Kamu pasti pernah mendengar bahwa wanita merasakan sakit kepala lebih sering dibandingkan pria. Ternyata, hormon menjadi penyebab sakit kepala pada wanita. Berikut penjelasan mengenai hormon dan sakit kepala pada wanita!

Bagaimana Hormon Bisa Menyebabkan Sakit Kepala?

Wanita bisa menyalahkan hormon sebagai penyebab sakit kepala yang mereka alami. Hormon yang dimaksud adalah hormon estrogen. Tingkat estrogen yang berfluktuasi bisa berkontribusi berkontribusi pada perkembangan sakit kepala kronis atau migrain.

Ahli saraf mengatakan bahwa pada masa kanak-kanak, pria akan lebih sering merasakan migrain, namun setelah ada pengaruh hormon estrogen, maka saat itulah wanita akan mulai merasakan sakit kepala yang lebih sering.

Estrogen mengatur sistem reproduksi wanita serta mengontrol zat kimia di otak yang memengaruhi sensasi rasa sakit. Penurunan kadar estrogen bisa menyebabkan sakit kepala, biasanya dalam bentuk migrain yang berlangsung 4 – 72 jam.

Sakit kepala akibat hormon pada wanita mulai terjadi saat mereka mengalami menstruasi dan akan mulai berkurang lagi setelah menopause. Jadi, sangat penting bagi kamu untuk melihat apakah siklus menstruasi kamu mempengaruhi sakit kepala atau tidak. Cobalah untuk menandai pada kalender untuk melacak kapan gejala migrain dimulai.

Jenis sakit kepala yang paling umum bagi wanita adalah migrain. Gejala migrain, yaitu nyeri di satu sisi kepala, rasa sakit diperparah oleh aktivitas fisik, mual, penglihatan agak kabur, dan paling lama berlangsung 3 hari.

Kapan Sakit Kepala Akibat Hormon Biasa Terjadi?

Apabila hormon menjadi penyebab sakit kepala pada wanita, maka kamu bisa memprediksinya kapan hal tersebut akan terjadi. Akan terjadi ketika fluktuasi hormon terjadi dramatis, contohnya di beberapa waktu ini:

  • Sebelum menstruasi: Terjadi karena kadar estrogen turun untuk mempersiapkan rahim untuk menstruasi.
  • Selama masa kehamilan: Tingkat estrogen meningkat dengan cepat terutama pada trimester pertama guna membantu rahim serta plasenta mentransfer nutrisi untuk perkembangan janin.
  • Setelah melahirkan: Tingkat estrogen akan turun karena sudah tidak diperlukan lagi untuk mendukung kehamilan.
  • Selama perimenopause dan menopause: Akan terjadi fluktuasi kadar hormon agar tubuh bersiap mematikan indung telur.

Pemicu Sakit Kepala Lainnya

Sakit kepala pada wanita tak hanya disebabkan oleh hormon, namun bisa timbul oleh faktor lainnya juga. Beberapa pemicu munculnya sakit kepala pada wanita selain hormon, yaitu:

  • Kecemasan: Ketika kamu merasa cemas, kamu akan stress yang berujung timbulnya sakit kepala.
  • Silau: Kecerahan dari layar komputer atau ponsel yang terlalu tinggi bisa membuat mata sakit dan membuat sakit kepala.
  • Kebisingan: Suara yang keras dan berulang terus-menerus juga bisa membuat telinga dan kepala sakit.
  • Pola makan dan tidur: Ada orang yang sakit kepala karena belum makan dan kurang tidur. Namun ada juga yang sakit kepala akibat kebanyakan tidur.
  • Pengobatan: Resep tertentu dapat memicu timbulnya sakit kepala.
  • Aktivitas fisik: Aktivitas berlebihan bisa menyebabkan pembengkakan pembuluh darah di kepala, leher, serta kulit kepala, sehingga bisa menyebabkan sakit kepala.
  • Kurangnya aktivitas fisik: Gaya hidup yang tidak aktif juga bisa menyebabkan sakit kepala.
  • Sikap: Posisi kepala yang lebih rendah dibandingkan badan atau kaki mengakibatkan sakit kepala. Duduk dengan tegak bisa menghindari sakit kepala.
  • Sensitivitas makanan: Beberapa makanan atau minuman melepaskan neurotransmiter yang bisa menyebabkan migrain. Pemicu umumnya adalah kafein, coklat, alkohol, serta aspartam.
  • Dehidrasi: Kekurangan cairan bisa menyebabkan beberapa jenis sakit kepala, jadi penting untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh, bagi orang dewasa 2L sehari.

Itulah pembahasan mengenai hormon yang menjadi penyebab sakit kepala pada wanita. Sakit kepala akibat hormon biasanya terjadi saat sebelum menstruasi, selama kehamilan, setelah melahirkan, dan perimenopause juga menopause.