Pahami Sindrom Baby Blues dan Langkah Tepat Mengatasinya

Mengalami sindrom baby blues menjadi satu hal yang harus diperhatikan bagi para wanita hamil dan orang terdekatnya. Tidak sedikit yang masih belum mengenal dan mengetahui gangguan satu ini, padahal sebagian besar wanita yang baru saja melahirkan mengalami baby blues.

Tingkat keparahan hingga gejala yang bisa dirasakan setiap wanita tentu berbeda-beda. Begitu juga dengan penyebab baby blues dipengaruhi oleh berbagai faktor. Nah, untuk menghindari efek dari baby blues yang bisa mengancam jiwa bagi sang ibu, maupun bayi, simak ulasan singkatnya berikut ini.

Apa Itu Sindrom Baby Blues Setelah Melahirkan?

Masa kehamilan sampai tiba waktunya melahirkan menjadi hal yang banyak dinantikan para wanita. Apalagi untuk pertama kalinya, sehingga segala persiapan dilakukan semaksimal mungkin. Mulai dari materil, tenaga, hingga mental.

Hanya saja gangguan psikologi berupa baby blues tetap dengan tiba-tiba dialami tanpa penyebab yang jelas. Memang penyebab gangguan ini belum diketahui pasti, tapi ada banyak faktor yang memang bisa memberi efek pada seorang wanita.

Dalam ciri-ciri baby blues bagi setiap wanita yang baru melahirkan sendiri berbeda-beda, termasuk jangka waktunya. Sebagian besar mengalami sekitar 1 sampai 2 minggu awal setelah melahirkan. Ada pula yang jangka panjang hingga berbulan-bulan.

Gejala yang Harus Diwaspadai

Apa saja gejala baby blues? Beberapa di antaranya meliputi:

  1. Kelelahan dan mudah merasa lelah.
  2. Emosi tidak stabil dan menjadi mudah marah.
  3. Merasa sedih hingga menangis tanpa alasan yang jelas.
  4. Perubahan mood secara drastis.
  5. Merasa kehabisan waktu untuk mengurus diri sendiri dan bayi.
  6. Sulit berkonsentrasi.

Gejala di atas bisa diikuti dengan gangguan kesehatan lain. Pada contoh kasus baby blues yang pernah terjadi dan dialami sebagian ibu, sakit kepala dan mual bisa menyerang secara tiba-tiba, membuat kehilangan tenaga.

Berbeda dengan Postpartum Depression

Selain baby blues, gangguan psikologi lain bagi ibu yang baru melahirkan adalah postpartum depression. Gejalanya hampir mirip dengan tingkatan lebih parah. Postpartum depression merupakan gangguan jangka panjang.

Perbedaannya, postpartum depression bisa berjalan lebih dari 2 minggu dan membuat perubahan yang sangat signifikan bagi kondisi fisik. Seperti berkurangnya berat badan yang drastis, tidak bisa fokus dalam berkegiatan, alami gangguan kecemasan, menangis terus-menerus, hingga melukai diri sendiri maupun orang lain (termasuk anak/bayi).

Orang-orang terdekat wajib memahami kondisi psikologis ibu yang baru melahirkan untuk menghindari hal buruk terjadi. Begitu juga membedakan mana baby blues dan mana postpartum depression.

Langkah-Langkah Mengatasi Gejala Sindrom Baby Blues

Ketika kondisi mental dan emosi perlahan stabil, umumnya gejala akan berkurang seiring waktu. Kamu pun bisa melakukan langkah-langkah berikut sebagai cara mengatasi gejala baby blues, yaitu:

  • Sebisa mungkin untuk tidur yang cukup.
  • Minta bantuan orang terdekat dan andalkan jasa baby sitter untuk merawat si kecil.
  • Usahakan ciptakan me time untuk sekadar istirahat dan menikmati hiburan.
  • Makan makanan bergizi dan pastikan konsumsi asupan bernutrisi yang cukup.
  • Hindari mengkonsumsi alkohol, merokok, dan asupan tidak sehat lainnya yang akan memperburuk kondisi psikologis.
  • Segera hubungi dokter spesialis untuk dapatkan penanganan yang tepat bila gejala terasa sangat mengganggu.

Penanganan sindrom baby blues tidak bisa hanya mengandalkan diri sendiri, kamu juga harus mau meminta bantuan orang terdekat dan jangan malu untuk mengungkapkan perasaan tidak nyaman setelah melahirkan. Hindari merasa sungkan atau bersalah untuk meminta bantuan dari keluarga dan sahabat dalam merawat si kecil.